Gambaran Pasar

Emas menguat menuju $3.390 per ons pada Kamis, level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Lonjakan ini dipicu oleh memanasnya ketegangan dagang global serta meningkatnya keyakinan pasar terhadap pemangkasan suku bunga bank sentral AS. Presiden Donald Trump resmi memberlakukan tarif baru antara 10% hingga 50% untuk puluhan negara, termasuk bea masuk 100% pada semikonduktor impor. Meski

Pasangan mata uang GBP/USD naik 0,37% selama sesi perdagangan Amerika Utara, diperdagangkan di kisaran 1.3342. Penguatan ini terjadi jelang pertemuan Bank of England (BoE), yang diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4%. Namun, keputusan ini diperkirakan tidak bulat, dengan suara MPC terbelah. Sementara itu, dinamika politik AS memanas setelah Presiden Trump

Bursa saham AS ditutup melemah pada perdagangan hari Selasa 5 Agustus 2025, karena investor dihadapkan pada kombinasi data ekonomi yang suram, ketegangan dagang yang meningkat, serta laporan keuangan perusahaan yang beragam. Indeks S&P 500 turun 0,5%, Nasdaq merosot 0,7%, dan Dow Jones kehilangan 62 poin, setelah sempat bangkit tajam pada awal pekan usai rilis data ketenagakerjaan yang

Pasangan mata uang GBP/USD naik 0,12% ke level 1,3289, memperpanjang reli selama dua hari berturut-turut. Kenaikan ini terjadi setelah laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang mengecewakan. Pada bulan Juli, Nonfarm Payroll (NFP) hanya mencatat 73.000 pekerjaan baru, jauh di bawah estimasi 110.000. Oleh karena itu, pelaku pasar mulai memperkirakan bahwa Federal Reserve

Harga emas (XAU/USD) turun ke kisaran $3.360 pada awal sesi Asia hari Senin (04/08/25), mengakhiri reli dua hari sebelumnya. Penurunan ini terjadi di tengah penguatan kembali Dolar AS, yang menekan daya tarik logam mulia. Namun, data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan serta kekhawatiran soal kebijakan tarif baru berpotensi menahan pelemahan lebih lanjut pada emas yang dihargai

Pasangan mata uang USDCHF menguat mendekati level 0.8145 pada sesi Asia Jumat pagi (01/08/25), menyusul pelemahan Franc Swiss akibat keputusan Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif 39% atas barang-barang dari Swiss. Kebijakan tarif tinggi ini mengejutkan pasar dan menjadikan CHF sebagai mata uang dengan performa terburuk di antara negara-negara G-10. Gedung Putih mengonfirmasi bahwa tarif

Pasangan mata uang GBP/JPY tertekan ke level 197.10 selama sesi Asia pada Kamis pagi (31/07/25). Yen Jepang (JPY) menguat terhadap Poundsterling (GBP) setelah Bank of Japan (BoJ) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga jangka pendek di kisaran 0,40%–0,50%. Meski keputusan ini sesuai ekspektasi pasar, pelaku pasar kini mengalihkan fokus ke konferensi pers BoJ yang dinilai akan memberikan

Meredanya Ketegangan Dagang Dorong Lonjakan Harga Harga minyak mentah WTI naik tajam sebesar 3,7% dan ditutup di level $69,20 per barel. Kenaikan ini melanjutkan penguatan dari hari sebelumnya. Para pelaku pasar merespons positif kabar meredanya konflik dagang serta meningkatnya ketegangan geopolitik, yang sama-sama memperbesar kekhawatiran akan gangguan pasokan. Selain itu, kesepakatan

Harga emas bergerak mendatar di kisaran $3.330 per ons pada awal pekan, setelah mengalami penurunan selama tiga sesi berturut-turut. Pelemahan permintaan terhadap aset safe haven terjadi usai pengumuman kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dalam kesepakatan tersebut, kedua belah pihak sepakat memberlakukan tarif 15% untuk sebagian besar produk Eropa dan menyepakati investasi

Harga minyak WTI naik 1,2% menjadi $66, menghentikan penurunan selama empat hari berturut-turut. Kenaikan ini dipicu oleh optimisme terhadap kemajuan negosiasi dagang AS dan penurunan tajam stok minyak mentah yang melampaui perkiraan pasar. Sentimen pasar membaik setelah muncul kabar bahwa AS dan Uni Eropa makin dekat dengan kesepakatan perdagangan yang mencakup tarif 15% untuk sebagian besar