Gambaran Pasar

Harga minyak turun pada Jumat setelah Iran menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian non-proliferasi nuklir dan muncul ekspektasi bahwa OPEC+ akan menaikkan produksi minyak. Brent turun ke $68,58 dan WTI ke $66,88 di tengah perdagangan yang sepi karena libur Hari Kemerdekaan AS. Komentar Iran bahwa kerja sama dengan badan nuklir PBB masih berjalan juga meredakan kekhawatiran akan

Pound Menguat, Tapi Bukan Karena Fundamental yang Kuat Pound sterling mencatat penguatan terhadap dolar AS. Namun, analis UBS menilai penguatan ini lebih disebabkan oleh melemahnya dolar secara luas, bukan karena kekuatan fundamental pound itu sendiri. Stabilnya pergerakan pasangan EUR/GBP turut memperkuat kesimpulan ini. Meski data ekonomi Inggris mengindikasikan pasar tenaga kerja mulai

Harga minyak stabil di perdagangan Asia hari Rabu setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kemajuan menuju gencatan senjata Israel-Hamas. Namun, kepercayaan pasar terganggu oleh laporan kenaikan tak terduga dalam stok minyak AS. Selain itu, perhatian pasar tertuju pada pertemuan OPEC+ tanggal 6 Juli, di mana diperkirakan akan ada peningkatan produksi. Trump mengatakan Israel telah

Presiden Donald Trump menyuarakan ketidakpuasannya terhadap negosiasi dagang dengan Jepang, khususnya terkait penolakan Jepang untuk mengimpor beras dari AS meskipun tengah mengalami kekurangan. Ia juga mengancam akan menaikkan tarif impor secara signifikan untuk negara-negara yang tidak bernegosiasi dengan itikad baik, dengan tenggat waktu hingga 9 Juli mendatang. Menteri Keuangan AS,

Dolar AS bergerak sedikit menguat pada Jumat pagi menjelang rilis data inflasi utama, namun masih dekat level terendah sejak Maret 2022. Sepanjang Juni, dolar tercatat melemah 1,5%, mencatatkan penurunan bulanan keenam berturut-turut. Penyebabnya adalah ekspektasi penurunan suku bunga dan meredanya ketegangan geopolitik serta perang dagang, termasuk sinyal damai dari Timur Tengah dan

Kenaikan Harga Minyak WTI Berlanjut Meski Tekanan Mingguan Masih Kuat Harga minyak mentah WTI melanjutkan penguatan selama tiga hari berturut-turut dan mendekati angka $66 per barel. Meskipun begitu, harga tetap mencatatkan kinerja mingguan terburuk sejak Maret 2023. Serangan militer Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran pada awal pekan memicu lonjakan tajam. Namun, pasar kembali

Harga emas menguat ke sekitar $3.330 per ons pada Rabu setelah sebelumnya tertekan ke level terendah dua pekan. Di sisi geopolitik, pemulihan ini terjadi di tengah kekhawatiran atas rapuhnya gencatan senjata Iran-Israel yang, meskipun berlaku, terus diwarnai tuduhan pelanggaran. Akibatnya, minat pada aset lindung nilai seperti emas kembali meningkat. Selain itu, laporan awal intelijen AS

Gencatan Senjata Kurangi Permintaan Safe Haven Harga emas turun ke $3.350 per ons pada Selasa, mendekati level terendah dua minggu. Kesepakatan damai antara Iran dan Israel langsung meredakan ketegangan geopolitik. Akibatnya, minat pasar terhadap aset safe haven seperti emas ikut melemah. Serangan Simbolis Tak Ganggu Pasar Iran memang sempat meluncurkan serangan simbolis ke

Dolar Australia jatuh di bawah $0,640 pada Senin, menyentuh level terendah dalam sebulan, didorong oleh penguatan dolar AS. Ketegangan meningkat setelah pasukan AS menyerang tiga situs nuklir Iran, sementara Presiden Donald Trump mengancam aksi lanjutan jika Iran menolak berdamai. Meski begitu, data ekonomi Australia tetap menunjukkan ketahanan. Aktivitas sektor swasta naik di Juni,

Harga emas turun di bawah $3.360 per ons pada Jumat, mendekati posisi terendah mingguan akibat aksi jual investor di tengah ketegangan Israel-Iran yang memanas. Serangan timbal balik antara kedua negara, termasuk laporan rudal ke rumah sakit di Israel, mendorong aksi militer lanjutan dan meningkatkan ketidakpastian global. Pasar juga menanti keputusan Presiden Trump terkait kemungkinan