Gambaran Pasar

Harga emas bergerak naik ke $3.340 per ons pada awal pekan, meski masih bertahan dekat level terendah dua pekan terakhir. Meredanya ketegangan geopolitik membuat daya tarik emas sebagai aset safe haven berkurang. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat lalu belum menghasilkan kesepakatan gencatan senjata, namun membuka peluang bagi AS dan Eropa

Yen Jepang menguat mendekati level 147 per dolar AS pada Jumat, menghapus pelemahan sesi sebelumnya. Kenaikan ini terjadi setelah rilis data GDP Jepang yang tumbuh 0,3% di kuartal II 2025, lebih cepat dari 0,1% pada kuartal sebelumnya dan sesuai perkiraan pasar. Pertumbuhan tersebut didorong terutama oleh lonjakan ekspor bersih yang berkontribusi 0,3 poin persentase, meski menghadapi

Dolar Australia menguat ke sekitar $0,656 pada Kamis (14/08/25), mencatat kenaikan tiga sesi berturut-turut sekaligus menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua minggu. Penguatan ini terjadi setelah laporan ketenagakerjaan menunjukkan pasar kerja yang tetap tangguh. Tingkat pengangguran Australia turun menjadi 4,2% pada Juli dari 4,3% di Juni, sesuai perkiraan dan membalikkan lonjakan

Harga minyak berada di dekat level terendah dua bulan pada perdagangan Asia, Rabu, menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Tekanan harga juga datang dari data American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan peningkatan tak terduga stok minyak AS sebesar 1,5 juta barel, memicu kekhawatiran akan melemahnya permintaan bahan bakar menjelang

Dolar Australia naik tipis ke kisaran $0,651 pada Selasa (12/08/25) setelah melemah sehari sebelumnya. Pergerakan ini dipicu sentimen pasar yang membaik menyusul perpanjangan gencatan dagang AS–China selama 90 hari. Langkah tersebut diharapkan meredakan ketegangan sekaligus memberi ruang bagi kelanjutan negosiasi, sehingga potensi eskalasi perang dagang dapat dihindari. Di dalam negeri,

Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 147,7 per dolar pada Senin (11/08/25), tetap bergerak dalam rentang sempit selama sepekan terakhir seiring pasar menilai arah kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ). Risalah rapat Juli BOJ mengungkapkan sebagian besar anggota dewan masih melihat peluang kenaikan suku bunga lanjutan, meski ketidakpastian global, termasuk isu tarif, terus

Emas menguat menuju $3.390 per ons pada Kamis, level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Lonjakan ini dipicu oleh memanasnya ketegangan dagang global serta meningkatnya keyakinan pasar terhadap pemangkasan suku bunga bank sentral AS. Presiden Donald Trump resmi memberlakukan tarif baru antara 10% hingga 50% untuk puluhan negara, termasuk bea masuk 100% pada semikonduktor impor. Meski

Pasangan mata uang GBP/USD naik 0,37% selama sesi perdagangan Amerika Utara, diperdagangkan di kisaran 1.3342. Penguatan ini terjadi jelang pertemuan Bank of England (BoE), yang diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4%. Namun, keputusan ini diperkirakan tidak bulat, dengan suara MPC terbelah. Sementara itu, dinamika politik AS memanas setelah Presiden Trump

Bursa saham AS ditutup melemah pada perdagangan hari Selasa 5 Agustus 2025, karena investor dihadapkan pada kombinasi data ekonomi yang suram, ketegangan dagang yang meningkat, serta laporan keuangan perusahaan yang beragam. Indeks S&P 500 turun 0,5%, Nasdaq merosot 0,7%, dan Dow Jones kehilangan 62 poin, setelah sempat bangkit tajam pada awal pekan usai rilis data ketenagakerjaan yang

Pasangan mata uang GBP/USD naik 0,12% ke level 1,3289, memperpanjang reli selama dua hari berturut-turut. Kenaikan ini terjadi setelah laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang mengecewakan. Pada bulan Juli, Nonfarm Payroll (NFP) hanya mencatat 73.000 pekerjaan baru, jauh di bawah estimasi 110.000. Oleh karena itu, pelaku pasar mulai memperkirakan bahwa Federal Reserve