Berita Pasar

Euro menguat di atas level $1.175 pada Senin (28/07/25), mematahkan tren penurunan dua hari setelah tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa akhir pekan lalu. Dalam perjanjian tersebut, tarif impor ditetapkan sebesar 15% untuk sebagian besar barang asal Eropa, jauh lebih rendah dari ancaman sebelumnya sebesar 30%, sehingga mengurangi kekhawatiran akan konflik

Saham-saham AS kembali menguat pada Kamis, di mana S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor tertinggi baru setelah naik lebih dari 0,3%. Sentimen positif dipicu oleh laporan pendapatan kuat dari Alphabet yang memicu optimisme terhadap investasi kecerdasan buatan (AI). Saham Alphabet melonjak hampir 2% usai mengalahkan ekspektasi kuartal kedua dan menaikkan proyeksi belanja modal 2025 sebesar

Indeks dolar AS tergelincir mendekati level 97 pada Kamis (24/07/25), mendekati posisi terendah tiga pekan, seiring kemajuan negosiasi perdagangan dengan mitra utama yang mendorong penguatan mata uang pesaing. Laporan menunjukkan bahwa AS dan Uni Eropa tengah membahas kesepakatan dengan tarif dasar 15% untuk barang asal Eropa, serta potensi pengecualian tertentu. Sebelumnya, Jepang juga

Bank of Japan (BoJ) memberi sinyal kehati-hatian terkait kenaikan suku bunga lanjutan, seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat. Wakil Gubernur BoJ, Shinichi Uchida, menekankan bahwa langkah The Fed dan pengumuman Presiden Trump soal tarif 15% atas ekspor Jepang, termasuk sektor otomotif, dapat menekan pertumbuhan upah dan menghambat

Harga minyak mentah WTI merosot ke sekitar $65,4 per barel pada Selasa, memperpanjang penurunan selama tiga sesi berturut-turut. Ketidakpastian seputar negosiasi dagang AS memicu kekhawatiran baru terkait prospek permintaan global, mendorong investor bersikap hati-hati. Fokus pasar kini tertuju pada pembicaraan dagang antara Uni Eropa dan Amerika Serikat yang berlangsung pekan ini. Batas

Indeks S&P 500 sempat mencetak rekor tertinggi sebelum akhirnya datar pada sesi siang, sementara Nasdaq terkoreksi 0,2% akibat kombinasi sentimen positif dari data ekonomi dan tekanan dari laporan keuangan perusahaan besar. Dow Jones anjlok lebih dari 200 poin, dipicu oleh penurunan hampir 3% saham American Express. Pasar juga merespons kabar bahwa Presiden Trump mendorong tarif minimal

Harga minyak mentah WTI bergerak turun mendekati $67 per barel pada Jumat (18/07/25), menghapus sebagian kenaikan dari sesi sebelumnya. Pasar menghadapi tarik-menarik antara kekhawatiran pasokan dan ketidakpastian kebijakan tarif AS. Serangan drone di wilayah Kurdistan Irak telah mengurangi produksi hingga 150.000 barel per hari, sementara serangan Israel di Suriah dan ketegangan regional

Harga emas turun ke kisaran $3.340 per ounce pada Kamis, menghapus kenaikan sebelumnya seiring menguatnya dolar AS. Penguatan ini terjadi setelah ketidakpastian soal posisi Ketua The Fed mereda, usai Presiden Donald Trump membantah isu pemecatan Jerome Powell meski tetap mengkritik kebijakan suku bunga. Sentimen pasar pun berubah lebih tenang, menekan minat terhadap aset safe haven seperti

Indeks Dolar AS (DXY) stabil di atas level 98.5, mendekati level tertinggi dalam tiga minggu terakhir. Pasar kini menantikan laporan Indeks Harga Produsen (PPI) terbaru untuk memahami lebih lanjut dampak inflasi dari kebijakan tarif pemerintahan Trump. Data ini krusial karena dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai tekanan harga di tingkat produsen, yang pada akhirnya memengaruhi

Harga minyak mentah WTI anjlok ke sekitar $66,8 per barel pada Selasa, memperpanjang pelemahan sebelumnya. Tekanan datang setelah Presiden AS Donald Trump memberi Rusia tenggat waktu 50 hari untuk menyepakati gencatan senjata, meredakan kekhawatiran pasar bahwa sanksi baru akan mengganggu pasokan global. Trump juga mengumumkan pengiriman senjata tambahan untuk Ukraina, termasuk rudal