Berita Pasar

Goldman Sachs menaikkan proyeksi harga emas akhir 2025 menjadi $3.700 per ounce dari sebelumnya $3.300. Kenaikan ini didorong oleh permintaan kuat dari bank sentral dan aliran dana masuk ke ETF emas akibat kekhawatiran resesi. Rentang harga yang diproyeksikan adalah antara $3.650 hingga $3.950. Jika resesi benar terjadi, aliran masuk ke ETF bisa meningkat lebih cepat dan mendorong harga

Yen Jepang menguat tajam ke level terkuat dalam lebih dari enam bulan di tengah kekhawatiran pasar terhadap perang dagang AS-China. Pasangan USD/JPY turun hampir 3% ke 143.47 karena investor memburu aset safe haven. Sementara itu, mayoritas mata uang Asia melemah, termasuk dolar Taiwan dan rupee India. Dolar AS anjlok ke level terendah dalam tiga tahun, tertekan oleh kekhawatiran resesi

Alphabet resmi meluncurkan chip AI generasi ketujuh bernama Ironwood, dirancang khusus untuk mempercepat kinerja aplikasi AI seperti ChatGPT. Chip ini fokus pada proses inference, yaitu menghitung jawaban cepat dari AI. Ini menjadi alternatif kuat bagi chip AI milik Nvidia, terutama karena hanya bisa diakses lewat layanan cloud Google. Ironwood merupakan gabungan dari dua desain chip

Presiden Trump resmi memberlakukan tarif "resiprokal" terhadap puluhan negara, termasuk bea 104% untuk barang-barang dari Tiongkok. Langkah ini memperdalam perang dagang global, memicu kejatuhan pasar saham dunia, termasuk S&P 500 yang telah kehilangan hampir $6 triliun hanya dalam empat hari. Tiongkok berjanji akan melawan kebijakan ini, sementara negara lain seperti Korea Selatan

Dolar AS melemah karena kekhawatiran resesi meningkat, dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Trump terhadap China dan Uni Eropa. Goldman Sachs menaikkan peluang resesi 2025 jadi 45%. Tekanan ini membuat pasar mengantisipasi pemangkasan suku bunga The Fed lebih agresif tahun ini. Mata uang lain menguat. Euro naik karena jadi alternatif dolar, meski data Jerman negatif. Inggris dan Jepang

Bitcoin anjlok tajam lebih dari 7% hingga mendekati level terendah dalam satu bulan pada perdagangan pagi hari Senin (07/04/25), memperpanjang kerugian baru-baru ini karena selera risiko hancur oleh Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif perdagangan yang tinggi dan memicu perang dagang global. Para pelaku pasar tetap waspada atas potensi peristiwa "Black Monday" yang mirip

Harga perak turun ke sekitar $31,15 per ons pada hari Jumat, sehingga kerugian mingguan mencapai hampir 8% karena kekhawatiran perdagangan global dan ekonomi memicu aksi jual yang meluas di seluruh pasar keuangan. Penurunan tersebut menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang tarif dasar 10% untuk semua impor, dengan pungutan yang lebih tinggi menargetkan ekonomi utama termasuk

Harga minyak mentah WTI turun hampir 3% menjadi sekitar $69 per barel pada hari Kamis karena pasar mulai menghindari risiko menyusul tarif AS yang lebih tinggi dari perkiraan. Meskipun impor minyak, gas, dan produk olahan dikecualikan, tarif besar-besaran Presiden Donald Trump terhadap beberapa negara, termasuk tarif dasar 10%, 34% terhadap Tiongkok, dan 20% terhadap UE, menimbulkan

Indeks Saham Nasdaq 100 naik 0,8%, karena investor menunggu kejelasan dari Presiden Trump mengenai kebijakan tarifnya yang akan datang. Saham konsumen diskresioner, termasuk Tesla (+3,6%) dan Nike (+2%), memimpin kenaikan hari itu. Gedung Putih akan mengumumkan tarif timbal balik dan pungutan lainnya pada upacara di Rose Garden hari Rabu 2 April pukul 4 sore ET (Kamis 3 April pukul 3:00 WIB

Euro berpotensi menguat secara signifikan selama dua tahun ke depan, karena investor mulai memperhitungkan perbedaan arah kebijakan dan makroekonomi di Amerika Serikat dan zona euro. Dalam catatan kepada klien, ahli strategi BofA menguraikan prospek konstruktif untuk mata uang tunggal tersebut, memproyeksikannya akan mencapai $1,15 terhadap dolar Amerika Serikat pada akhir tahun 2025, dan